Lebih Baik Beli Mobil Keluarga Secara Tunai
Sore itu, si Gembil mengadu pada ayahnya. Pasalnya di sekolah si Gembil, teman-temannya banyak yang diantar ke sekolah pakai mobil. Sedangkan si Gembil hanya diantar naik sepeda motor oleh ayahnya.
“Yah, bisa ga sih si Gembil diantar pakai mobil saat berangkat sekolah?” tanya si Gembil. “Nak, ayah hanya punya sepeda motor, jadi bisanya cuma nganter pakai sepeda motor saja,” jawab yang sang ayah. Si Gembil merengek, “Yah, apa kita ga bisa beli mobil?” “Bisa, Nak, tapi tidak sekarang, uang ayah masih belum cukup untuk membeli mobil,” jawab sang ayah. “Memang berapa sih yah uang yang harus dibutuhkan buat beli mobil?” tanya si Gembil. “Setidaknya ayah harus punya 100 juta lebih, Nak, baru bisa beli mobil. Sebentar, ayah cek dulu harganya,” kata sang ayah.
Sang ayah pun membuka ponselnya dan mencari di Google mengenai harga Daihatsu Sigra tunai. Kemudian sang ayah menemukan situs oto.com yang di sana terdapat beberapa daftar harga Daihatsu Sigra mulai dari seri D yang termurah hingga seri R yang termahal. Kemudian sang ayah menunjukkan ponsel tersebut pada si Gembil.
“Ini, Nak, kamu bisa lihat sendiri berapa harga Daihatsu Sigra, mahal ‘kan?” tanya sang ayah. “Iya, Yah, mahal banget, pantesan temen-temen si Gembil yang diantar pakai mobil rata-rata kaya yah,” ucap si Gembil, “Tapi apa ga ada yang lebih murah dari Daihatsu Sigra ini, Yah?” “Ada, tapi bukan mobil baru, kita bisa mendapatkan harga mobil di bawah 100 juta untuk mobil bekas. Kalau mobil yang baru, setahu ayah Daihatsu Sigra ini yang paling murah. Mobil lainnya harganya dimulai dari harga 120 jutaan,” jelas sang Ayah. “Oh, begitu ya, Yah?” si Gembil mengangguk.
“Apakah tidak ada jalan lain yah, misal bayarnya secara dicicil atau bagaimana gitu?” tanya si Gembil kembali pada sang ayah. “Bisa, tapi ayah tidak suka dengan model cicilan. Model cicilan itu memberatkan. Jika tidak mampu membeli, maka sebaiknya bersabar. Apalagi model cicilan yang dipraktikkan di banyak tempat di negeri ini, sangat erat kaitannya dengan riba,” jelas sang ayah. “Riba itu apa ayah?” tanya si Gembil. “Riba itu kalau di negeri ini sering disebut dengan bunga. Riba sendiri sangat diwanti-wanti oleh Allah dan Rasul-Nya untuk dihindari. Riba dapat merusak ekonomi dan tatanan negara. Dan dosa riba yang paling ringan adalah seperti zina dengan ibu kandung sendiri. Bayangkan bagaimana besarnya dampat dosa riba ini hingga dosanya yang paling ringan saja seperti itu,” jelas ayah. Si Gembil mengangguk walau sebenarnya tidak seberapa paham.
